Kamis, 21 Juni 2018

Integrasi Potensi Amal di Bulan Suci Maksimal



Perpaduan yang menarik, tiki taka yang luar biasa dari permainan kesebelasan Inggris. Pemain -pemain Inggris mulai menyususn serangan. Tendangan dilancarkan ke gawang dan sayangnya bola terkena pemain lawan. Corner dijalankan, bola melambung tinggi mendekati gawang, dengan cekatan pemain Inggris menyundul bola tersebut, namun ternyata bola melambung ke samping gawang, tapi tiba tiba Kane sudah siap menangkap kesempatan tersebut seakan akan itu bukanlah sebuah kebetulan. Kane langsung menyundul bola dengan sangat cantik, dan bola mengarahkan ke jaring gawang Tunisia. Seketika semua orang bersorak “Goool”.

Pembukaan Piala Dunia menjadi momen yang luarbiasa, tayangan televisi mulai banyak yang bertema bola. Bahkan sampai ada channel televisi yang mengadakan lomba foto dan pesta bola ke daerah daerah di Indonesia. Pembukaan Piala Dunia tepat saat hari lebaran tiba. Luar biasa! Namun aku masih ingin tertawa ketika Arab kalah melawan Rusia, dengan skor 0-5, di hari pertama Piala Dunia, karena banyak yang berfikir itu terjadi karena pemain Arab masih berpuasa.
Namun yang ingin ku ceritakan bukanlah bagaimana pemain bola ini mencetak gol dengan cantiknya atau membahas bagaimana kiper Islandia yang merupakan produser film mampu menahan tendangan penalti Messi. Tapi yang ingin kuceritakan adalah bagaimana aku menjalani bulan Ramadhan kali ini dengan hal yang lebih baik dari tahun tahun sebelumnya.

Tepat 13 Mei lalu, aku berulang tahun. Di waktu yang sama, saat itu di tengah ruangan di Gedung Halal Center daerah Cicaheum, di adakan Sidang Umum Karisma ke 38. Di saat itu, aku sedang duduk dibelakang. Di depan ku terdapat Pembina Pembina Karisma yang duduk di kursi. Ada sekitar 4 baris Ikhwan dan 5 baris akhwat. Lalu di paling depan terdapat 5 orang pemimpin sidang. Di saat itu, namaku disebut dan bahkan ditetapkan menjadi Ketua Umum Karisma dan Nur Tsurayya sebagai ketua LPPK. Seketika itu, aku langsung menunduk dan tak tahan dengan air mata yang memaksa keluar. Bukan karena bahagia, tapi karena aku takut. Sebelumnya bahkan aku menolak dan izin untuk pulang terlebh dahulu karena tugas ku sebagai Tim Formatur sudah selesai dengan mempresentasikan hasilnya. Aku pun menangis karena takut. Dua semester yang lalu aku sama sekali tak menyentuh ranah sebagai staff di Karisma. Ditambah aku pun tak berpengalaman berada di lingkaran pengurus inti seperti kadiv, katim, atau kadept. Namun saat itu, lusinan orang menyemangatiku, menasehatiku, atau lebih tetapnya memaksaku untuk tetap bertahan di sidang tersebut. Beberapa orang mengerumuniku saat pengumuman terberat itu disebutkan. Hingga akhirnya, aku menerima dengan hati yang sangat bercampuraduk, mata sembab, dan pikiran yang melayang. Dari kejadian tersebut, semua hal dalam hidupku berubah.

Awal Ramadhan sekitar 15 Mei 2018 hingga 20 Mei 2018, aku masih tinggal di asrama ITB Jatinangor. Hari pertama sebagai ketua umum ku habiskan dengan berdiam diri di kamar, dan membaca beberapa chat yang masuk. Cukup membaca. Aku belum berani membalasnya. Malamnya aku keluar membeli makan sendirian dan melakukan muhasabah yang cukup panjang. Di hari kedua sebagai ketua umum atau hari pertama bulan puasa, aku sudah mulai membaca chat lagi dan membalas beberapa chat. Itu pun memang orang orang tertentu saja. Aku berbuka seorang diri di sekretariat Tutor Asrama. Hari hari kulewati dengan mengurus penghuni yang ingin keluar asrama dan banyak mengobrol dengan tetua tetua karisma yang banyak memberikan wejangan. Bahkan kami sempat mengadakan sekolah LT yang mempertemukan LT sekarang dengan LT-LT terdahulu untuk berbagi cerita dan pengalamannya. Pada tanggal 20 Mei 2018, aku pulang Bersama Arief, ketua MIJ saat ini. Kami pulang menggunakan motor melewati Cimahi, Padalarang, Cianjur, Jonggol dan kemudian kami berpisah di daerah dekat Gunung Putri. Ia ke arah Jakarta, aku ke arah Bojonggede.
Kami sebagai pengurus MIJ memiliki terget amalan yaumi di bulan Ramadhan. Tilawah, tahajud, rawatib, dhuha, dan sedekah. Saat ini aku sangat tertarik untuk menyelesaikan bacaan Quran ku. Targetnya 3 kali khatam. Dengan kata lain perlu menyelesaikan 3 Juz dalam satu hari. Setiap hari, aku terus berusaha meskipun pada akhirnya selalu tidak mencapai target. Terkadang 1 Juz, kadang 2 juz, terkadang hanya 6 lembar. Di rumah ku, yang kulakukan lebih banyak membahas karisma dan menyelesaikan tilawah. Sesekali aku bermain PES bersama Shandy dan membuka Instagram.

Sampai tanggal 28 Mei 2018 aku kembali ke Bandung hingga 6 Juni. Tau apa yang aku lakukan? Yap, aku mengunjungi beberapa ‘komunitas’ bukber yang terdapat di Karisma, beberapa menjadi momen bagiku untuk berkenalan dengan Pembina pembina Karisma. Maklum kondisinya kau sudah 2 semester tak berada di Karisma. Mulai dari Bukber GF Fath, GF Faris, GF Mufiid, Tim Kreatif, dan sampai Bukber se-Karisma-eun. Siangnya atau malamnya aku sering menghabiskan waktu di sekre Karisma atau mengobrol dengan orang orang yang ingin kutanyain perihal Karisma. Setiap subuh aku sering mendengarkan kajian subuh di Masjid Salman. Malamnya aku tarawih di Masjid PDAM. Sejujurnya, di bulan puasa tahun ini, aku belum pernah solat tarawih berjamaah di Masjid Salman. Di tangal 5 Juni aku bermain ke rumah baru Paman ku yang berada di daerah Cililin. Cukup jauh dari Bandung. Sampai tanggal 6 Juni akhirnya aku pulang lagi ke Bojonggede dengan menggunakan bis.  

Dari tanggal 6 Juni sampai hari terakhir bulan Ramadhan, aku menghabiskan banyak waktu ku untuk mengejar target Tilawah. Aku juga mencoba melakukan tahajud dan dhuha di setiap harinya. Banyak juga istikharah yang kulakukan karena saat itu aku dan beberapa orang lainnya sedang mencari pengurus inti Karisma. Karena sulit sekali bagiku untuk menentukan seseorang yang tidak kukenali. Aku harus meminta banyak masukan dan saran dari banyak orang. Alhamdulilah, semua berjalan cukup lancar, kami telah membuat struktur dan mencari orang-orang yang tepat untuk menempati posisi tersebut. Namun sedikit masalah mulai terlihat ketika terdapat orang yang merasa ada ketidakadilan dalam mencari penguin, karena ada orang yang diminta langsung oleh ku dan ada yang diminta oleh Tumers. Akhirnya beberapa hari terakhir aku menghentikan proyek pencarian penguin ini dan mulai kembali meminta masukan dari orang-orang. Dan yang lebih menarik, ternyata kondisi SDM atau orang yang berpotensi dapat memengaruhi bentuk struktur organisasi yang dibuat. Sampai saat ini, 19 Juni 2018, struktur masih perlu dibahas dan orang-orangnya masih dipertimbangkan.

Di bulan Ramadhan, aku memutuskan untuk meningkatkan intensitas tilawah ku, dan mencapai target yang telah ditetapkan. Biasanya aku hanya membaca satu Juz, jadi untuk dapat menyelesaikan 3 kali khatam, satu harinya target tilawahku menjadi meningkat. Nah, sayangnya untuk mengaplikasinya perlu ada effort lebih. Pada hari ke 18 Ramadhan, aku baru saja mengkhatamkan Quran. Kemudian akhirnya aku melanjukan lagi tilawahnya. Awalnya aku berfikir, sepertiya hanya 1 kali khatam saja, kalopun mau tiga kali, ku harus melakukan hal gila yang berbeda dari biasanya. Nah, sampai akhirnya aku mencoba bersikeras membaca Quran dengan sebaik-baiknya dan sebanyak banyaknya. Di hari ke 28 Ramadhan, aku berada di juz 24, dan besok paginya aku membaca 6 Juz! Bagiku, ini ada capaian terbaik dalam hidup. Karena biasanya aku selalu wacana, bahkan aku pernah berfikir utuk tilawah 10 Juz dalam sehari tapi realitanya hanya 1-3 juz saja. Alhamdulillah, di detik-detik terakhir bulan Ramadhan, aku mampu menyelesaikan Al-Quran sebanyak 2 kali. Saat itu pula, aku membaca doa, meminta ampun dan keberkahan atas hidup yang akan kujalani Bersama keluarga, teman dan saudara yang lain.  Lalu, matahari terbenam. Itu pertanda, Ramadhan berakhir. Huft. Senang rasanya. Aku sadar, aku belum mengeluarkan seluruh potensi diri, karena memang tubuh ini perlu istirahat dan sedikit hiburan. Tapi, aku telah berhasil mengalahkan diriku sendiri. Melakukan sesuatu yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Memaksimalkan dan mengintegrasikan potensi setiap amal ibadah disetiap hari dibulan suci nan indah. Sore itu, yang bisa kulakukan hanya pasrah dan tawakal. Berharap bahwa setiap hal yang dilakukan, benar benar ikhlas dan bernilai pahala di sisiNya. Aamiiin.

Kamis, 19 April 2018

BERSUNGGUH IA DAPAT BERKELUH IA MINGGAT

Kala itu jam kuliah telah berakhir. Lalu aku keluar kelas bersama teman teman yang lain. Berhamburan. Masing masing keluar dan pergi ketempat yang mereka inginkan. Aku, sudah seringkali datang ke kamar-kamar temanku yang lain, karena kamar ku berada di alntai atas dan seringkali tidak ada jaringan Wifi.
Aku beranjak ke kamar Yusuf, bersama dengan dia, aku berjalan ke asrama. Seringkali kita berbincang bincang. Soal apapun. Hingga akhirnya, aku diajak dia untuk ikut lomba. Aku mengiyakan karena aku sangat tertarik ikut lomba, namun sayangnya aku terkendala waktu yang selalu disibuki dengan MIJ dan Karisma juga Tutor Asrama.
Singkat cerita, kami bersepakat untuk menyisihkan waktu kami setiap minggunya di hari Senin setelah selesai kelas Penanganan Pasca Panen. Kami akan ke perpustakaan dari jam 10 pagi hingga jam 2 siang karena jam 2 ada kelas Pengelolaan Bentang Alam Terpadu (PBAT).
Diperpustakaan kami mencari cari referensi untuk lomba, lewat website, buku, jurnal dan skripsi. Sampai akhirnya ditemukanlah ide yang cocok. Kami ingin memanfaatkan biji bunga matahari menjadi minyak dan residunya diolah dengan Black Soldier Fly (BSF) menjadi pakan ternak.
Beberapa waktu berselang akhirnya essay lomba itu kami selesaikan meskipun sebenarnya hampir keseluruhan essay merupakan buatan Yusuf. Lalu kami kirimkan ke lomba Greatness yang diadakan oleh FTP Universitas Brawijaya.
Singkat cerita ternyata kami lolos seleksi dan kami berkesempatan untuk mempresentasikannya di sana. Ada 10 Finalis dari berbagai universitas. Sungguh sebuah kebahagiaan bagi kami karena keinginan untuk bisa ikut lomba ini sudah ada sejak kami tingkat 2.
Beberapa hari sebelum lomba kami berusaha belajar mendalami materi essay yang dibuat. Lalu Aku membuat PPT untuk di presentasikan nanti. Lalu kami juga membeli tiket kereta untuk berangkat. Kami juga membuat proposal pengajuan dana akomodasi ke Lembaga Kemahasiswaan, dan surat izin tidak mengikuti kelas karena kami berangkat hari kamis setelah kelas Mekanika Fluida. Yusuf tidak mengikuti kelas karena dia membuat prototipe dari alat yang kami rancang.
Waktu keberangkatan semakin dekat. Kami coba untuk bertemu Pak Ramadhani, karena beliau sangat ahli dalam bidang BSF.

#Berangkat

Akhirnya hari kamis tiba. Kami bersiap siap setelah kelas Mekanika Fluida. Yusuf sudh siap dengan prototipenya juga. Lalu Kami berangkat dengan motor dan pergi ke Stasiun Kiara Condong. Aku yang mengendarai motor. Setelah sampai di stasiun Kami titipkan motor dan makan mie ayam, kemudian membeli nasi bungkus di warteg untuk makan malam. Lalu, kami masuk ke stasiun dan melaksanakan solat Asar. Dari mushola, kami berjalan ke arah peron dan menunggu kereta datang.
"Kali ini aku pergi ke Jawa Timur dengan Yusuf. Terakhir itu aku pergi sendiri ke Kampung Inggris dan rasanya seperti mengulangi hal yang sama. Excited! "
Kereta pun tiba, kami masuk dan tak lama, kereta pun bergerak. Tak banyak yang kita lakukan di kereta. Di depan kami dan seorang nenek-nenek yang mengobrol dengan seorang pemuda. Ketika tak sengaja mendengar, aku tau ternyata pemuda tersebut kelahiran 1988 dan sekarang kuliah di ITB mengambil S2.
Malam pun tiba, saat di Surabaya, penumpang berganti. Orang yang di depan kami sekarang seorang Bapak dan Ibu yang terlihat sudah tua. Kami kemudian mengajak ngobrol mereka. Kami menceritakan bahwa kami sedang mengikuti lomba di Uni Braw. Lalu, Bapak ini juga bercerita, ternyata bapak ini dulunya lulusan Pertanian Universitas Brawijaya dan sekarang beliau menjadi purna di kantor pemerintahan Kecamatan. Bapak dan Ibu tersebut beberapa kali menceritakan pengalaman hidupnya, dan diakhir pembicaraan sebelum tidur, beliau menasehati kami.
DItengah malam aku terbangun dan teringat tugasku untuk menulis hasil wawancara dengan Kang Isal untuk BPSU. AKhirnya aku menulis sampai 15 halaman kertas A6. Cukup Melelahkan. Di stasiun tujuan mereka, mereka pun pamitan dan mendoakan kami agar kami menang.
"Aamiin, makasih pak!" Sahut ku.
Lalu kami pun kembali menunggu.

#Sampai

Setelah sampai di stasiun malang, berbondong bondong orang keluar dari kereta. Koridor peron dipenuhi orang yang berlu-lalang. Kami pun ikut turun dan langsung mencari jalan keluar. DIluar stasiun, kami mencari transport untuk sampai di Unibraw. Kami bertanya, pada orang orang sekitar, dan akhirnya kami memilih untuk anik angkot. Di angkot kami bertemu dengan mahasiswi Unibraw, kami bercerita dan dia juga menceritakan kalo dia jurusan Pertanian. Dia juga punya kembaran di SBM ITB 2018, bernama Nurin. Akhirnya kami diantar oleh Mba tersebut untuk sampai di Unibrawa dan ditunjukkan jalan untuk sampai di FTP. Kami pun akhirnya sampai di FTP dan kami beristirahat sebentar.
Disana, kami melihat Masjid Raden Fatah yang di depannya ada tenda. Setelah ditanya ternyata baru ada peresmian Renovasi Masjid. Akhirnya kami bertemu  LO panitia bernama Rafi dan temannya yang mengantar kami mencari penginapan. Kami keluar kampus, namun akhirnya tak ada yang ditemukan, sehingga kami memilih untuk menginap di Asrama. Kami menitipkan barang ke kamar Doni, temannya Rafi. Kami menumpang mandi dan mengobrol di kamar Doni. Tiba-tiba terdengar adzan padahal jam menunjukkan pukul 11.34. Aku kaget, dan baru menyadari bahwa kami ada di Jawa Timur. Lalu kami bergegas dan kami melaksanakan Solat Jumat di Masjid Raden Patah yang letaknya sangat dekat dengan Asrama. Ternyata imam Solatnya Syekh Ali Jaber, dan setelah solat Jumat ada pembagian makanan gratis. Tapi kami memilih untuk tidak mengambil karena kami sadar, masih banyak perut mahasiwa yang mungkin belum terisi makanan sampai siang itu.

Setelah solat Jumat, kami baru diperbolehkan cek in kamar, dan kami memindahkan barang kami dari kamar Doni ke kamar kita. Setelah itu kami beli makan bersama Rafi, sambil mengobrol. Rafi itu lahir dibali, tapi dia keturunan Jawa dan Sumatra. Jadi meskipun dia terlahir di Bali, dia masih beragama Islam. Amazing. Oke setelah makan dan mengobrol banyak, Aku dan Yusuf akhirnya berpisah dengan Rafi dan pergi ke Kamar.

#Kamar

Apa yang kita lakukan dikamar? Betul! Kami langsung loncat ke kasur! lelah sekali rasanya menjalani perjalanan yang panjang. Di kamar tersebut ada meja panjang, 2 kasur dengan satu kasur yang bertingkat dan lemari. Jadi kamar ini memang didesain untuk 3 orang. Aku pun menaiki kasur yang bertingkat itu dan merebahkan diri disana " Ahh enaknya". Kami pun beristirahat mengobrol santai sekitar 10 menit.

#Fighting

Gak boleh istirahat. Ini prinsip yang aku pegang ketika sudah berpuas diri di kasur yang empuk tadi. Aku langsung terbangun dan mengajak Yusuf untuk bekerja juga. Ada prototipe yang belum sempurna dan ada argumen yang perlu dipelajari. Aku pun bertekad untuk menulis ulang essay yang dibuat. Jam menunjukkan sekitar pukul jam 2. Lalu kami bekerja sampai maghrib. Di sela pekerjan kami, Yusuf menonton anime dan aku ikut menotonnya juga. Animenya tentang orang aneh yang ingin menjadi Normal. Dikepalanya orang tersebut ada 2 antenna yang ujingnya tumpul. Dia juga bisa menjadi cenayang yang mendengar suara hati orang lain. Ada yang bisa menebak?
Bada naghrib, kami solat, beli makan yang dibungkus, beli tiket pulang, beli sikat gigi dan solat Isya di mushola kampung. Lalu kami melanjutkan pekerjaan sampai jam 9an.
Setelah merampungkan tulisan dan prototipe, kami berlatih presentasi sampai pukul 11an malam. Awalnya kami membaca PPTnya, membagi peran, dan kemudian menggunakan stopwatch untuk alokasi waktunya. Waktu presentasi hanya 7 menit dan tanya jawab nanti hanya 8 menit. kami fokus di resentasi selama 7 menit tersebut. Kami ulang ulang sampai benar benar yakin. Namun kami selalu ada kesalahan. Akhirnya latihan berakhir karena kami mulai ngelantur dan membuat makin banyak kesalahan.

#The Day

Subuh itu aku terbangun. Lalu aku mandi dan melaksanakan solat bersama Yusuf. Stelah Yusuf mandi dan bersiap siap Aku dan Yusuf berlatih kembali beberapa kali saja. Jam 7 kurang kami pun berangkat ke TKP. Lalu setelah di gedung FTP, kami disambut oleh panitia yang sangat ramah. Kami diajak untuk ke lantai 3 dimana tempat lomba diadakan. Lalu setelah semua finalis berkumpul, dimulai dengan pembukaan dan sambutan dari panitia pelaksana, Kahim dan Dosen FTP. Sambutan Dosen yang membuatku cukup menenangkan, beliau berkat bahwa adanya lomba ini bertujuan untuk meningkatkan publikasi Ilmiah dari para akademisi. Karena seringkali seorang peneliti itu membuat penelitian tapi tidak dipublikasikan dan itu sangat menyedihkan. Aku ajdi teringat perkataan Ali " Ikatlah ilmu dengan menulisnya". Itu juga yang membuat ku menulis "Laporan " ini.

Setelah sambutan, Lomba sesi satu dimulai. Juri akan menilai poster yang telah disediakan di depan ruang presentasi. Aku menjadi perwakilan kelompok dan mendampingi poster kami yang telah terpajang. Poster ku adalah poster pertama yang ada di jejeran poster poster lain. Aku dan pewakilan lainnya hanya boleh menjawab pertanyaan saja. Setelah itu juri pertama datang menghampiriku, dan melihat poster dengan seksama, ada dua juri, satu bapak-bapk dan satu lagi ibu-ibu. Setelah itu, Juri yang bapak-bapak tadi datang dan bertanya " Ini ulatnya ngapain?" Aku jawab, "ulatnya disini mengolah residu hasil dari ekstraksinya pak. Ini pa, bisa dilihat disini", " iya saya tau" Jawab bapaknya. Lalu bapak dan ibu juri tersebut pindah ke poster lain. 

Sesi satu selesai dan kami diminta kembali ke ruang  presentasi. ruang presentasi merupakan ruang yang cukup kecil dengan eja panjang ditengah seperti untuk meeting dan finalis duduk dipinggir dekat tembok mengelilingi ruangan tersebut. Juri tadi masuk dan duduk ditengah, disamping meja meeting. disana ada satu proyktor dan beberapa tanaman hias juga bendera.
Sesi dua dimulai. Tiap kelompok sudah mengambil urutan presentasi saat pertama kali datang tadi. kami berada di urutan ke 5. lalu setiap kelompok presentasi. Kmi dikagetkan dengan kelompok satu yang presentasinya sangat keren. Mereka menyebut nama tim mereka " Osmotech". Pengasinan telur puyuh dengan tekanan tinggi sehingga mempercepat prose pengasinan. Lalu kembali, beberapa kelompok juga sudah maju, dan kami merasa cukup baik karena ada kelompok yang tidak terlalu siap presentasi dan saat ditanya juri, jawabannya tidak meyakinkan.
lalu, kami pun dipanggil untuk presentasi. Dada ini sesak. begitu excited dengan momen momen itu. Aku dan Yusuf berdiri, membuka prototipe yang didalam kresek, kami mngeluarkan pupuk kompos, BSF kering dan  pupuk lindi. Lalu kami pun mulai peresentasi
"Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi teman teman semua selamat pagi bapak dan ibu dewan juri, perkenalkan kami dari Rekayasa Pertanian, akan menceritakan essay kami yang berjudul!" kataku.
Dengan semangat Yusuf menyambut " Desain Rancangan Awal Sistem dst...... untuk Indonesia Agroindustrial!". Prok prok prook. Mereka pun bertepuk tangan.
Kami pun lalu menjelaskan presentasi dengan sebaik mungkin. Lalu saat sesi tanya jawab juga Yusuf menjawab dengan penuh keyakinan dan pasti". Akhirnya waktu dicukupkan dan kami kembali ke tempat.
Lalu beberapa kelompok lain melakukan presentasi sampai akhirnya semuanya selesai. Kemudiankita diperbolehkan keluar dan kami pun ke asram unuk beristirahat. Jam satu siang kami kembali ke gedung yang sama. Kami diarahkan ke satu ruangan. Dan disana sudah ada coffe break dan snack. Kami pun mengambil dan berbincang bincang. Sampai akhirnya panitia datang dan mulai memandu acara. Panitia MC, memberikan kalimat pembuka dan kemudian mulai mengumumkan juara nya. Juara Favorit diraih dari Tim ITB yang membuat kincir air untuk irigasi pertanian. kemudian juara best poster adalah Tim IPB yang membuat mobile app pertanian untuk pengembangan UKM. Kemudian juara tiga yakni Osmotech, Lalu  juara dua adalah Tim ITB yang merancang kincir air.
"Juara satu dimenangkan oleh........Yusuf Muhammad Wibisono dan Rekhsa Angkasawan!"
MasyaAllah, satu nikmat yang besar yang tidak bisa untuk tidak disadari. Alhamdulillah.
Aku pun berdiri dan maju ke depan. Diikut dengan pemberian piala dan sertifikat. Aku terharu sekaligus bingung, tanganku bergetar tak karuan. Aku tak menyadari karena awalnya aku dan Yusuf berfikir kami sangat buruk saat presentasi.
Namun Yasudahlah, beberapa menit kemudian, kami baru bisa tersenyum lebar, mengikuti suasana yang ada dan ruanganya pun menjadi riuh dan hangat, dan orang orang berfoto ria bersama.

Sepertinya cukup sampai disini, seperti halnya kisah Nabi Yusuf, penting bagi kita mengetahui susah dan beratnya perjalan hidup beliau, tapi kita tak harus mengetahui saat beliau sudah bertemu dengan keluarganya. Semoga dapat mengambil pelajaran dari sini. Mohon maaf bila ada kesalahan. 

Senin, 16 April 2018

AKU, KARISMA, DAN ISLAM

Sebuah tanda tanya besar memang ketika kita harus merencanakan masa depan. Apa yang akan terjadi dan apa yang akan kita lakukan.

Karisma sebagai organisasi dakwah remaja sudah 37 tahun berdiri yang dalam keberjalannya pernah mengalami masa masa indah dan masa masa kelam. Pernah suatu hari, adik adik Karisma berjumlah 3000 adik. Saat itu pembina dicari dari pemuda pemuda di sekitar masjid Salman untuk bisa menjadi pembina sementara bagi adik-adik tersebut. Semua sisi di masjid Salman terisi oleh adik Karisma. Karisma bahkan pernah dianugerahi penghargaan oleh UNICEF atas dobrakannya dalam mempelopori mentoring dalam dunia pendidikan.

Namun, beberapa tahun setelahnya semua berubah. Metode pengajaran berupa mentoring ini ternyata sangat dirasa kebermanfaatannya oleh banyak orang, dan ternyata mentoring sangat mudah untuk dilakukan. Sehingga pada beberapa tahun berikutnya jumlah adik dan pembina mengalami kemunduran yang drastis. Penurunan itu membuat Karisma berfikir ulang akan metode pendidikan yang diajarkan, hingga suatu saat kondisi yang sangat memprihatinkan terjadi. Ketua Karisma saat iu bahkan memberhentikan seuruh kegiatan Karisma dalam satu semester, dan di saat itu pua dibuat AD ART Karisma yang berupaya mengokohkan langkah Karisma dalam berdakwah di Kota Bandung ini. Beberapa tahun kemudian, muncul ide ide segar yang membuat Karisma terus bertahan dan berkembang seperti mengadakan training dan membuat pendidikan keterampilan yang kreatif, dan bimbel.

Dari semua hal yang dilakukan Karisma, sebenarnya terdapat benang merah yang selalu diemban oleh para pembinanya dari waktu ke waktu, yakni " Menjadi generasi Rabbani yang seimbang iman ilmu dan amalnya serta dapat menjadi rahmat bagi sekalian alam". Inilah Visi Karisma. Inilah impian Karisma. Inilah yang membuat Karisma masih terus berdiri hingga sekarang. Inilah alasan Karisma terus ada diantara deretan unit di Gedung Kayu Salman. bersumber dari ayat Al-Quran " Tidaklah kami mengutusmu, kecuali dapat menjadi rahmat bagi sekalian alam"(QS Al Anbiya: 21).

Islam, menjadi landasan bagi Karisma dalam berdakwah. Mengajak kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar. Kondisi ideal ini akan terus diupayakan meski sangat jauh dari ketercapaian. seseorang pernah berkata, di jalan da'wah ini kita tidak diminta berada di ujungnya, tapi kita diminta untuk tetap berada diatasnya. Disinilah nilai-nilai Islam diperjuangkan. Disinilah kesabaran, keimanan, kepekaan kita diuji. Disinilah, kecakapan, keterampilan, kecerdasan kita digunakan. Disinilah prinsip prinsip hidup dibuktikan. Karena panjang dan beratnya jalan ini, maka penting bagi setiap pembina Karisma berjuan bersama-sama, saling membantu saling membagi peran dan posisi. Disinilah kuncinya. Ukhuwah. Dengannya, beban dakwah ini akan terasa ringan. Dengannya jalan yang panjang ini akan terasa menyenangkan untuk dilalui. Bukan berarti mudah, tapi menjadi lebih mudah, dan bukan pula menjadi bahagia, tapi lebih membahagiakan. Jalan ini memang berat, panjang dan berliku. Lelah, payah, banyak yang dikorbankan. Namun, bukankah istirahat yang enak itu setelah kita melakukan hal yang berat?

Dewasa ini, Karisma telah menjadi semakin dewasa. 37 tahun mungkin waktu yang cukup lama bagi seseorang yang merasakan bangku kuliah selama 3 tahun. Tapi mungkin ini waktu yang cukup singkat jika dirasakan oleh mereka yang sekarang sudah menjadi direktur perusahaan. Jika menilik Karisma yang ada sekarang, pengalamannya sangat panjang dan banyak hal yang terjadi di sekrenya. Namun, dengan erkembangnya zaman, karakter generasi ke generasi mengalami pergeseran. Saat ini kamu muda atau remaja yang kita bina adalah generasi Z yang mana sangat individualis dan sangat menyukai sesuatu yang instan. Mereka lebih suka sesuatu berjalan tanpa ada kepemimpinan, egaliter dan tidak suka disuruh. Mungki ini juga yang terjadi diantara pembina Karisma. Proses pembinaan, baik kepada remaja ataupun ke pembina itu sendiri menjadi terhambat. Akibatnya, meskipun jumlah pembina Karisma cukup banyak, namun hanya beberapa persen saja yang bersedia membina adik-adik Karisma. 

Wajar memang. Karena membahas organisasi adalah sesuatu hal yang kompleks. Sama seperti hidup. Mungkin tujuan utamanya dari hidup adalah untuk beribadah bagi kita sebagai orng beriman, tapi kenyataannya, kita makan, mandi, main Mobile Legend, nonton bioskop, kuliah, praktikum, presentasi, dan masih banyak kegiatan lainnya yang tidak terlalu berdekatan dengan ibadah. Pun sama, di Karisma tidak semua bagian dari organisasi berkenaan dengan pembinaan adik. Padahal tujuan utamanya adalah membina. Tapi di satu sisi, untuk membina kita juga perlu terbina. Maka pertanyaannya adalah, mampukah kita menjalankan organisasi sesuai peran yang diberikan, membina diri sendiri dan juga membina adik disaat yang bersamaan?

"La yukallifullahu nafsan illa fus'aha". Allah tidak akan membebani seseorang melebihi batas kemampuannya. Karenanya hal tersebut bisa saja dilakukan. Oleh karena itu mintalah pertolongan kepada Allah. Bukankah Allah sudah menfasilitasi hambaNya dengan doa dan kemampuan? Pasti bisa. Jika seseorang berputus asa dari rahmat Allah, mungkin mereka lupa dari siapa mereka diciptakan. Bahkan rasul pun, hampir menangis dan bersedih ketika masih banyak orang kafir, lalu Allah menghibur dan menegaskan kepada beliau, bahwa tugas seorang Muhammad hanyalah menyampaikan, adapun hidayah itu datangnya dari Allah. Maka jelas, saat kita berupaya untuk membina adik Karisma, tujuan kita memang berusaha agar mereka dan kita semakin beretakwa kepada Allah, tapi bukan berarti itu terjadi saat kita yang melakukannya, bisa jadi saat kita memjadi pebina aktif ada adik Karisma yang bandelnya luar biasa, merokok ataupun berpacaran, lalu saat kita mencoba mengajaknya untuk menghentikan hal tersebut, mereka malah menolak. Namun, beberapa thun kemudian, Allah membalikkan hatinya dengan perantara orang lain lalu akhirnya dia pun menjadi baik. Siapa yang akan mengira hal tersebut? 

Karenanya, aku yang saat ini berada di Karisma, bukan hanya ingin membina adik. Tapi aku pun ingin terbina, lalu membina mereka. Tiga tahun aku mengikuti program program Karisma, aku merasakan banyak sekali cara untuk membina dan terbina. Metode yang diajarkan sangatlah beragam dan unik. Kita tidak bisa mendekati remaja-remaja dengan gaya yang kaku. Buat diri mereka takjub atau setidaknya menghargai kita sebagi seorang kaka. Buat mereka nyaman dengan kita, bisa dengan memenuhi kebutuhannya, bisa dengan membuat mereka butuh akan hal yang kita punya. KTC, misalnya. KTC atau Karisma Training Center merupakan wadah untuk menjadi Trainer dan mengadakan Training ke sekolah sekolah. KLC atau Karisma Learning Center, adalah wadah untuk mengadakan bimbel bagi adik-adik SMP dan SMA. Karisma juga membina dua organisasi pelajar, yakni Hirokoba dan Bitcom. Hirokoba atau Himpunan Rohis Kota Bandung yang sudah berjalan beberapa tahun dan Bitcom atau Bandung ITB Comunity yang baru menjadi binaan Karisma selama 1 tahun. Akhir-akhir ini juga dibuat program KWS, Karisma Weekend Show, dimana pada acara tersebut, dibuat seperti seminar dan menghadirkan tokoh tokoh yang menarik di kalangan akademisi seperti ketua BEM, Mapres, dan sebagainya.Lalu dibuat juga event periode, Bandung Dream in, dimana acara terseut merupakan rangkaian acara, Try Out SBMPTN, lomba-lomba dan seminar. Semua hal tersebut dilakukan untuk satu hal. Mengenalkan remaja dengan Karisma. Dengan harapan, akan ada keterkaitan hati yang lebih dalam dari perkenalan tersebut.       

Begitula yang terjadi sekarang. Meninggalkan banyak kenangan dan tantangan. Masa depan Karisma ada di tangan kita, para pembina yang meneruskan estafet dakwah remaja. Semangatlah wahai pemuda peradaban. Semangatlah untuk terus memperbaiki diri dan memperbaiki dunia. Bukan masalah besar atau kecil apa yang kita lakukan, karena yang terpenting berkomitmen atau tidakkah saat kita melakukannya. Karena kita tak pernah tau, kebaikan mana yang akan membuat kita masuk ke Syurga.

Jatinangor, 16 April 2018

Rabu, 14 Maret 2018

KOMITMEN

13 Maret 2018, Jatinangor, TB1 D18

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” Kemudian mereka istiqamah/meneguhkan pendirian mereka, Maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang Telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS Fushshilat: 30).

Dari Sufyan bin Abdullah radhiyallaahu’anhu, ia berkata: aku berkata wahai Rasulullah ! Katakanlah padaku tentang islam dengan sebuah perkataan yang mana saya tidak akan menanyakannya kepada seorangpun selainmu. Nabi menjawab: “katakanlah: Aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah”. HR Muslim.

Tepat tertanggal 30 Juli 2017. Saat itu, masjid dipenuhi oleh pemuda pemuda yang datang dari berbagai kota. Pada umumnya mereka datang untuk belajar bahasa Inggris. Ya, saat itu letaknya di Pare, yang sering diberi julukan "Kampung Inggris". Kala itu, mereka datang untuk melaksanakan solat subuh berjamaah. Solat pun lalu dimulai hingga akhirnya ditutup dengan salam. Lambat laun, orang orang pergi meninggalkan masjid, hingga tersisa beberapa orang saja. Saat itu, terlihat ada seseorang yang memakai jaket hitam bertuliskan ODOJ, dan beliau sedang membaca Al Quran.

Hati ini tergetar, karena dulu sempat mengikuti program ODOJ tapi terhenti karena tak sanggup berlomba dengan hari. Akhirnya renungan ini membuat ada sepercik keyakinan untuk berkomitmen mengikuti ODOJ lagi meskipun tidak masuk komunitasnya.

Akhirnya, dihari itu juga, 1 Juz Al Quran terbaca. Namun yang mengherankan, di malam harinya, saat dibuat postingan Line di Timeline pribadi yang kontennya tentang grit (ketabahan), ternyata postingan tersebut viral. Sungguh diluar dugaan. Moment tersebut yang membuat 31 Juli menjadi istimewa.

Oleh karenanya, komitmen untuk ODOJ menjadi semakin besar, dan berlanjut hingga sekarang.
Namun jujur saja, yang bertahan hingga sekarang hanyalah keinginannya. Terhitung dari tanggal tersebut, setidaknya sudah tertinggal 90 hari dari target Quran yang dibaca. Diperkirakan seharusnya sudah mengkhatamkan Al Quran sebanyak 7 kali plus membaca 13 Juz, tetapi saat ini baru mengkhatamkan 4 kali plus membaca 11 Juz.

Sungguh beristiqomah adalah sesuatu hal yang berat. Lagi lagi keinginan untuk meningkatkan ibadah itu selalu ada. Saat ini shaum Daud menjadi salah satunya. Sudah dimulai sejak tanggal 19 Februari yang lalu, namun hari ini terhenti karena saat pagi tadi rasa haus menyengat di kerongkongan, dan tenggorokan terasa sakit. Jadi alangkah baiknya bila untuk hari ini berhenti sejenak.

Itulah alasannya menulis blog ini. Banyak hal yang ingin dilakukan dan diistiqomahkan, namun seringkali gagal karena kurangnya komitmen dan kemampuan manajemen diri yang baik. Tapi sungguh, ini adalah hal yang wajar, dan ini adalah proses perbaikan.

Semoga dengan ditulisnya blog ini, bisa menyadarkan diri bahwa setiap harinya, kesempatan untuk beramal itu sama. Sadar bahwa setiap hari itu berharga.

Berbicara soal komitmen John C. Maxwell dalam bukunya The 21 Indispensable Qualities of A Leader, membagi 4 jenis orang:
1. Pengecut, Orang yang tidak memiliki tujuan dan tidak punya komitmen
2. Peragu, Orang yang tidak tahu apakah ia dapat mencapai sasarannya, dan takut membuat komitmen
3. Penyerah, Orang yang menuju sasarannya namun menyerah saat menemui hambatan
4. Pejuang mati matian, Orang yang memiliki sasaran, berkomitmen dan berani membayar harga untuk mencapainya.

Minggu, 11 Maret 2018

What I Do Now

Bandung, Sekre Karisma, 10 Maret 2018

Disini, pekerjaan yang paling memungkinkan adalah duduk dan memikirkan masa depan. Sudah dua semester tidak staffing. Ditambah menolak tawaran sebagai kadiv dan malah diperparah dengan menerima tawaran sebagai koordinantor tim formatur.

Beberapa waktu lalu, sempat diadakan talent mapping untuk para aktivis Salman. Setelah diikuti ternyata hasilnya cukup sesuai dengan perkiraan. Ternyata, ketimbang diminta memimpin, lebih condong untuk diminta mengarahkan. Jadi ketika diberi amanah untuk menjadi Sekretaris Jendral MIJ rasanya posisi tersebut sangat cocok dengan karakter seperti ini.

Lucunya, kondisi di Karisma sangatlah unik. Biasanya, ketua merupakan orang yang paling berpengaruh di Karisma, dia punya track record yang baik, hingga pada akhirnya dia diberi amanah sebagai Koordinator Tim Formatur. Sayangnya, tidak ada yang mau mengambil amanah tersebut. Karena desakan waktu, akhirnya tertambatlah amanah tersebut pada orang yang jauh. Orang yang lebih banyak menghabiskan hidupnya di MIJ dari pada di Karisma.

Ada amanah lain yang mengharuskan untuk tetap bergerak di ITB Jatinangor. Tutor asrama dan Staff Akademik adalah salah duanya setelah MIJ. Jadi rasanya sangat kecil kemungkinannya, akan menjadi Ketua Umum Karisma di bulan Mei nanti.

Sehingga, ada beberapa opsi yang mungkin terjadi. Pertama, Ketua Karisma berasal dari GF 35. Kedua  Ketua Karisma berasal dari GF 36. Kondisi seperti ini pernah terjadi di kepengurusan Karisma 35 yang mana ketuanya berasal dari GF 33 yang seharusnya GF 32. Hal tersebut terjadi karena mungkin adanya keunikan dari Kang Asa (pembina GF 33) atau tidak adanya calon yang tepat dari GF 32.

Dari GF 35 Orang yang paling memungkinkan untuk mengemban amanah ini ada Hilan, Fulan dan Dilan. Hilan itu memiliki karisma, dia bertanggung jawab, dapat diandalkan. Fulan, dia energik, penuh semangat, suaranya lantang, disiplin, plus sedikit "melambai". Dilan, dia kritis, tegas, cerdas namun terkadang menyakitkan hati orang karena kekritisannya.

Dari GF 36, satu-satunya orang yang memungkinkan ialah Ailan. Ailan adalah sosok yang sebenarnya cukup ideal untuk memimpin. Pemikirannya yang terbuka, bisa mengarahkan orang, meskipun kadang suka menghilang dari peradaban tapi rasanya ada kemungkinan dia yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan ini.

Tulisan ini dibuat, tepat saat adanya Mabit yang bertujuan menentukan bakal calon Ketua Karisma. Tepat disaat ada ITB SC bagi Mahasiswa yang mengambil Mata Kuliah Agama di semester ini. Tulisan ini dibuat, memang untuk membuat sedikit analisa terbuka sebelum nama-nama itu muncul dibenak kita semua.

Jujur saja, masih banyak yang perlu dipelajari, dibaca, dipahami, juga diamalkan, sebelum benar benar siap menjadi pribadi yang memimpin ratusan umat Muslim untuk bergerak berdakwah kepada ribuan remaja sekota Bandung. 

Mata ini tak mampu melihat masa depan. Namun, masih ada rentetan masa lalu yang terekam dari cerita dan kisah yang nyata pada lembaran naskah LPJ beserta file-file GBPK yang mampu menjadi "penggaris" peradaban. Sehingga pada akhirnya, yang perlu dikerjakan sekarang hanyalah membaca masa lalu itu dan menarik garis lurus ke masa yang akan datang.

Jumat, 09 Maret 2018

MENULIS KEMBALI DAN TAK INGIN LUPA LAGI

9 Maret 2018, Jatinangor, D18 TB1 Asrama ITB Jatinangor

Entah kenapa, rasanya seperti siklus. Melihat tulisan tulisan dahulu membuat diri ini menyadari bahwa ada siklus yang dilalui. Rasanya diri ini memiliki kebutuhan yang harus terpenuhi tanpa perlu ada penyadaran diri.

Menulis kembali adalah sebuah pilihan. Teringat sebuah quotes dari seseorang saat mengikuti kelas menulis 30 hari Challenge di bulan Ramadhan, quotesnya simple "Menulislah, karena menulis itu bekerja untuk keabadian". Selain itu rasa ingin menulis juga muncul tatkala ada buku yang menginspirasi isi kepala ini. Sayangnya kadang keinginan untuk membaca itu sangatlah sedikit. Jadi, selagi dada ini sedang diselimuti semangat, dan otak ini luber akan ide-ide segar, tak salah bila aku memulai untuk menulis.

Sebenarnya menulis di blog itu sudah mulai ditinggalkan orang. Laporan praktikum saja tidak membolehkan kita mencantumkan sumber dari blogspot. Orang sekarang sudah beralih ke sosial media seperti Line dan Instagram. Karena keduanya memudahkan seseorang untuk menjadikan dirinya viral lewat postingan yang dibuatnya.

Lalu apa yang membuat blog menjadi sebuah pilihan? Karena yang dibutuhkan saat ini bukanlah pembaca, mungkin nanti. Mungkin. Tapi yang dibutuhkan adalah cara agar bisa mengekspresikan emosi yang ada dan membahasakan peristiwa yang terjadi. Selama ini terdapat peristiwa yang perlu untuk dicatat dan diingat dan sangat disayangkan bila itu terlupakan.

Ada sebuah statement yang menarik
"Bicaralah kepada pemimpin yang mana pun, maka rasanya Anda akan menemukan peristiwa-peristiwa kunci dimasa lalunya yang berperan penting dalam penciptaan impiannya"

Itulah yang membuat perlu adanya tulisan ini. Minimal, berbicaralah pada diri sendiri, dan tanyakan padanya, peristiwa apa yang membuatmu menjadi seperti ini. Idealnya, kita bisa menanyakan hal tersebut kepada para pemimpin yang ada diluar sana, yang dia mampu membuat inspirasi dan semangat melangit-langit. Jadi, selagi ada wadah untuk bisa menyimpan memori ingatan tanpa harus lupa menaruhnya (read:buku) maka tidak ada salahnya menulis disini.

Hidup itu soal inspirasi dan menginspirasi. Melempar sebuah gagasan dan menangkapnya. Menuai sebuah hasil dan ditanam kembali setelahnya.

Karena pada dasarnya setiap manusia punya harga diri yang mereka perjuangkan sendiri sendiri. Mereka yang berkelompok karena mereka memiliki gagasan yang sama, cita cita yang sama, dan mungkin rasa yang sama. Mereka memiliki tolak ukur yang sama untuk meningkatkan harga diri mereka.

Lalu, ketika bersama itu menjadi nyata, pergerakan besar itu benar adanya.

Hingga akhirnya muncul sebuah pertanyaan. Gagasan apa yang akan kau terima? Gagasan apa yang akan kau perjuangkan? dan gagasan apa yang akan kau inspirasikan kepada yang lain?

Bersambung...