Senin, 16 April 2018

AKU, KARISMA, DAN ISLAM

Sebuah tanda tanya besar memang ketika kita harus merencanakan masa depan. Apa yang akan terjadi dan apa yang akan kita lakukan.

Karisma sebagai organisasi dakwah remaja sudah 37 tahun berdiri yang dalam keberjalannya pernah mengalami masa masa indah dan masa masa kelam. Pernah suatu hari, adik adik Karisma berjumlah 3000 adik. Saat itu pembina dicari dari pemuda pemuda di sekitar masjid Salman untuk bisa menjadi pembina sementara bagi adik-adik tersebut. Semua sisi di masjid Salman terisi oleh adik Karisma. Karisma bahkan pernah dianugerahi penghargaan oleh UNICEF atas dobrakannya dalam mempelopori mentoring dalam dunia pendidikan.

Namun, beberapa tahun setelahnya semua berubah. Metode pengajaran berupa mentoring ini ternyata sangat dirasa kebermanfaatannya oleh banyak orang, dan ternyata mentoring sangat mudah untuk dilakukan. Sehingga pada beberapa tahun berikutnya jumlah adik dan pembina mengalami kemunduran yang drastis. Penurunan itu membuat Karisma berfikir ulang akan metode pendidikan yang diajarkan, hingga suatu saat kondisi yang sangat memprihatinkan terjadi. Ketua Karisma saat iu bahkan memberhentikan seuruh kegiatan Karisma dalam satu semester, dan di saat itu pua dibuat AD ART Karisma yang berupaya mengokohkan langkah Karisma dalam berdakwah di Kota Bandung ini. Beberapa tahun kemudian, muncul ide ide segar yang membuat Karisma terus bertahan dan berkembang seperti mengadakan training dan membuat pendidikan keterampilan yang kreatif, dan bimbel.

Dari semua hal yang dilakukan Karisma, sebenarnya terdapat benang merah yang selalu diemban oleh para pembinanya dari waktu ke waktu, yakni " Menjadi generasi Rabbani yang seimbang iman ilmu dan amalnya serta dapat menjadi rahmat bagi sekalian alam". Inilah Visi Karisma. Inilah impian Karisma. Inilah yang membuat Karisma masih terus berdiri hingga sekarang. Inilah alasan Karisma terus ada diantara deretan unit di Gedung Kayu Salman. bersumber dari ayat Al-Quran " Tidaklah kami mengutusmu, kecuali dapat menjadi rahmat bagi sekalian alam"(QS Al Anbiya: 21).

Islam, menjadi landasan bagi Karisma dalam berdakwah. Mengajak kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar. Kondisi ideal ini akan terus diupayakan meski sangat jauh dari ketercapaian. seseorang pernah berkata, di jalan da'wah ini kita tidak diminta berada di ujungnya, tapi kita diminta untuk tetap berada diatasnya. Disinilah nilai-nilai Islam diperjuangkan. Disinilah kesabaran, keimanan, kepekaan kita diuji. Disinilah, kecakapan, keterampilan, kecerdasan kita digunakan. Disinilah prinsip prinsip hidup dibuktikan. Karena panjang dan beratnya jalan ini, maka penting bagi setiap pembina Karisma berjuan bersama-sama, saling membantu saling membagi peran dan posisi. Disinilah kuncinya. Ukhuwah. Dengannya, beban dakwah ini akan terasa ringan. Dengannya jalan yang panjang ini akan terasa menyenangkan untuk dilalui. Bukan berarti mudah, tapi menjadi lebih mudah, dan bukan pula menjadi bahagia, tapi lebih membahagiakan. Jalan ini memang berat, panjang dan berliku. Lelah, payah, banyak yang dikorbankan. Namun, bukankah istirahat yang enak itu setelah kita melakukan hal yang berat?

Dewasa ini, Karisma telah menjadi semakin dewasa. 37 tahun mungkin waktu yang cukup lama bagi seseorang yang merasakan bangku kuliah selama 3 tahun. Tapi mungkin ini waktu yang cukup singkat jika dirasakan oleh mereka yang sekarang sudah menjadi direktur perusahaan. Jika menilik Karisma yang ada sekarang, pengalamannya sangat panjang dan banyak hal yang terjadi di sekrenya. Namun, dengan erkembangnya zaman, karakter generasi ke generasi mengalami pergeseran. Saat ini kamu muda atau remaja yang kita bina adalah generasi Z yang mana sangat individualis dan sangat menyukai sesuatu yang instan. Mereka lebih suka sesuatu berjalan tanpa ada kepemimpinan, egaliter dan tidak suka disuruh. Mungki ini juga yang terjadi diantara pembina Karisma. Proses pembinaan, baik kepada remaja ataupun ke pembina itu sendiri menjadi terhambat. Akibatnya, meskipun jumlah pembina Karisma cukup banyak, namun hanya beberapa persen saja yang bersedia membina adik-adik Karisma. 

Wajar memang. Karena membahas organisasi adalah sesuatu hal yang kompleks. Sama seperti hidup. Mungkin tujuan utamanya dari hidup adalah untuk beribadah bagi kita sebagai orng beriman, tapi kenyataannya, kita makan, mandi, main Mobile Legend, nonton bioskop, kuliah, praktikum, presentasi, dan masih banyak kegiatan lainnya yang tidak terlalu berdekatan dengan ibadah. Pun sama, di Karisma tidak semua bagian dari organisasi berkenaan dengan pembinaan adik. Padahal tujuan utamanya adalah membina. Tapi di satu sisi, untuk membina kita juga perlu terbina. Maka pertanyaannya adalah, mampukah kita menjalankan organisasi sesuai peran yang diberikan, membina diri sendiri dan juga membina adik disaat yang bersamaan?

"La yukallifullahu nafsan illa fus'aha". Allah tidak akan membebani seseorang melebihi batas kemampuannya. Karenanya hal tersebut bisa saja dilakukan. Oleh karena itu mintalah pertolongan kepada Allah. Bukankah Allah sudah menfasilitasi hambaNya dengan doa dan kemampuan? Pasti bisa. Jika seseorang berputus asa dari rahmat Allah, mungkin mereka lupa dari siapa mereka diciptakan. Bahkan rasul pun, hampir menangis dan bersedih ketika masih banyak orang kafir, lalu Allah menghibur dan menegaskan kepada beliau, bahwa tugas seorang Muhammad hanyalah menyampaikan, adapun hidayah itu datangnya dari Allah. Maka jelas, saat kita berupaya untuk membina adik Karisma, tujuan kita memang berusaha agar mereka dan kita semakin beretakwa kepada Allah, tapi bukan berarti itu terjadi saat kita yang melakukannya, bisa jadi saat kita memjadi pebina aktif ada adik Karisma yang bandelnya luar biasa, merokok ataupun berpacaran, lalu saat kita mencoba mengajaknya untuk menghentikan hal tersebut, mereka malah menolak. Namun, beberapa thun kemudian, Allah membalikkan hatinya dengan perantara orang lain lalu akhirnya dia pun menjadi baik. Siapa yang akan mengira hal tersebut? 

Karenanya, aku yang saat ini berada di Karisma, bukan hanya ingin membina adik. Tapi aku pun ingin terbina, lalu membina mereka. Tiga tahun aku mengikuti program program Karisma, aku merasakan banyak sekali cara untuk membina dan terbina. Metode yang diajarkan sangatlah beragam dan unik. Kita tidak bisa mendekati remaja-remaja dengan gaya yang kaku. Buat diri mereka takjub atau setidaknya menghargai kita sebagi seorang kaka. Buat mereka nyaman dengan kita, bisa dengan memenuhi kebutuhannya, bisa dengan membuat mereka butuh akan hal yang kita punya. KTC, misalnya. KTC atau Karisma Training Center merupakan wadah untuk menjadi Trainer dan mengadakan Training ke sekolah sekolah. KLC atau Karisma Learning Center, adalah wadah untuk mengadakan bimbel bagi adik-adik SMP dan SMA. Karisma juga membina dua organisasi pelajar, yakni Hirokoba dan Bitcom. Hirokoba atau Himpunan Rohis Kota Bandung yang sudah berjalan beberapa tahun dan Bitcom atau Bandung ITB Comunity yang baru menjadi binaan Karisma selama 1 tahun. Akhir-akhir ini juga dibuat program KWS, Karisma Weekend Show, dimana pada acara tersebut, dibuat seperti seminar dan menghadirkan tokoh tokoh yang menarik di kalangan akademisi seperti ketua BEM, Mapres, dan sebagainya.Lalu dibuat juga event periode, Bandung Dream in, dimana acara terseut merupakan rangkaian acara, Try Out SBMPTN, lomba-lomba dan seminar. Semua hal tersebut dilakukan untuk satu hal. Mengenalkan remaja dengan Karisma. Dengan harapan, akan ada keterkaitan hati yang lebih dalam dari perkenalan tersebut.       

Begitula yang terjadi sekarang. Meninggalkan banyak kenangan dan tantangan. Masa depan Karisma ada di tangan kita, para pembina yang meneruskan estafet dakwah remaja. Semangatlah wahai pemuda peradaban. Semangatlah untuk terus memperbaiki diri dan memperbaiki dunia. Bukan masalah besar atau kecil apa yang kita lakukan, karena yang terpenting berkomitmen atau tidakkah saat kita melakukannya. Karena kita tak pernah tau, kebaikan mana yang akan membuat kita masuk ke Syurga.

Jatinangor, 16 April 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar