Minggu, 11 Maret 2018

What I Do Now

Bandung, Sekre Karisma, 10 Maret 2018

Disini, pekerjaan yang paling memungkinkan adalah duduk dan memikirkan masa depan. Sudah dua semester tidak staffing. Ditambah menolak tawaran sebagai kadiv dan malah diperparah dengan menerima tawaran sebagai koordinantor tim formatur.

Beberapa waktu lalu, sempat diadakan talent mapping untuk para aktivis Salman. Setelah diikuti ternyata hasilnya cukup sesuai dengan perkiraan. Ternyata, ketimbang diminta memimpin, lebih condong untuk diminta mengarahkan. Jadi ketika diberi amanah untuk menjadi Sekretaris Jendral MIJ rasanya posisi tersebut sangat cocok dengan karakter seperti ini.

Lucunya, kondisi di Karisma sangatlah unik. Biasanya, ketua merupakan orang yang paling berpengaruh di Karisma, dia punya track record yang baik, hingga pada akhirnya dia diberi amanah sebagai Koordinator Tim Formatur. Sayangnya, tidak ada yang mau mengambil amanah tersebut. Karena desakan waktu, akhirnya tertambatlah amanah tersebut pada orang yang jauh. Orang yang lebih banyak menghabiskan hidupnya di MIJ dari pada di Karisma.

Ada amanah lain yang mengharuskan untuk tetap bergerak di ITB Jatinangor. Tutor asrama dan Staff Akademik adalah salah duanya setelah MIJ. Jadi rasanya sangat kecil kemungkinannya, akan menjadi Ketua Umum Karisma di bulan Mei nanti.

Sehingga, ada beberapa opsi yang mungkin terjadi. Pertama, Ketua Karisma berasal dari GF 35. Kedua  Ketua Karisma berasal dari GF 36. Kondisi seperti ini pernah terjadi di kepengurusan Karisma 35 yang mana ketuanya berasal dari GF 33 yang seharusnya GF 32. Hal tersebut terjadi karena mungkin adanya keunikan dari Kang Asa (pembina GF 33) atau tidak adanya calon yang tepat dari GF 32.

Dari GF 35 Orang yang paling memungkinkan untuk mengemban amanah ini ada Hilan, Fulan dan Dilan. Hilan itu memiliki karisma, dia bertanggung jawab, dapat diandalkan. Fulan, dia energik, penuh semangat, suaranya lantang, disiplin, plus sedikit "melambai". Dilan, dia kritis, tegas, cerdas namun terkadang menyakitkan hati orang karena kekritisannya.

Dari GF 36, satu-satunya orang yang memungkinkan ialah Ailan. Ailan adalah sosok yang sebenarnya cukup ideal untuk memimpin. Pemikirannya yang terbuka, bisa mengarahkan orang, meskipun kadang suka menghilang dari peradaban tapi rasanya ada kemungkinan dia yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan ini.

Tulisan ini dibuat, tepat saat adanya Mabit yang bertujuan menentukan bakal calon Ketua Karisma. Tepat disaat ada ITB SC bagi Mahasiswa yang mengambil Mata Kuliah Agama di semester ini. Tulisan ini dibuat, memang untuk membuat sedikit analisa terbuka sebelum nama-nama itu muncul dibenak kita semua.

Jujur saja, masih banyak yang perlu dipelajari, dibaca, dipahami, juga diamalkan, sebelum benar benar siap menjadi pribadi yang memimpin ratusan umat Muslim untuk bergerak berdakwah kepada ribuan remaja sekota Bandung. 

Mata ini tak mampu melihat masa depan. Namun, masih ada rentetan masa lalu yang terekam dari cerita dan kisah yang nyata pada lembaran naskah LPJ beserta file-file GBPK yang mampu menjadi "penggaris" peradaban. Sehingga pada akhirnya, yang perlu dikerjakan sekarang hanyalah membaca masa lalu itu dan menarik garis lurus ke masa yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar