Kamis, 21 Juni 2018

Integrasi Potensi Amal di Bulan Suci Maksimal



Perpaduan yang menarik, tiki taka yang luar biasa dari permainan kesebelasan Inggris. Pemain -pemain Inggris mulai menyususn serangan. Tendangan dilancarkan ke gawang dan sayangnya bola terkena pemain lawan. Corner dijalankan, bola melambung tinggi mendekati gawang, dengan cekatan pemain Inggris menyundul bola tersebut, namun ternyata bola melambung ke samping gawang, tapi tiba tiba Kane sudah siap menangkap kesempatan tersebut seakan akan itu bukanlah sebuah kebetulan. Kane langsung menyundul bola dengan sangat cantik, dan bola mengarahkan ke jaring gawang Tunisia. Seketika semua orang bersorak “Goool”.

Pembukaan Piala Dunia menjadi momen yang luarbiasa, tayangan televisi mulai banyak yang bertema bola. Bahkan sampai ada channel televisi yang mengadakan lomba foto dan pesta bola ke daerah daerah di Indonesia. Pembukaan Piala Dunia tepat saat hari lebaran tiba. Luar biasa! Namun aku masih ingin tertawa ketika Arab kalah melawan Rusia, dengan skor 0-5, di hari pertama Piala Dunia, karena banyak yang berfikir itu terjadi karena pemain Arab masih berpuasa.
Namun yang ingin ku ceritakan bukanlah bagaimana pemain bola ini mencetak gol dengan cantiknya atau membahas bagaimana kiper Islandia yang merupakan produser film mampu menahan tendangan penalti Messi. Tapi yang ingin kuceritakan adalah bagaimana aku menjalani bulan Ramadhan kali ini dengan hal yang lebih baik dari tahun tahun sebelumnya.

Tepat 13 Mei lalu, aku berulang tahun. Di waktu yang sama, saat itu di tengah ruangan di Gedung Halal Center daerah Cicaheum, di adakan Sidang Umum Karisma ke 38. Di saat itu, aku sedang duduk dibelakang. Di depan ku terdapat Pembina Pembina Karisma yang duduk di kursi. Ada sekitar 4 baris Ikhwan dan 5 baris akhwat. Lalu di paling depan terdapat 5 orang pemimpin sidang. Di saat itu, namaku disebut dan bahkan ditetapkan menjadi Ketua Umum Karisma dan Nur Tsurayya sebagai ketua LPPK. Seketika itu, aku langsung menunduk dan tak tahan dengan air mata yang memaksa keluar. Bukan karena bahagia, tapi karena aku takut. Sebelumnya bahkan aku menolak dan izin untuk pulang terlebh dahulu karena tugas ku sebagai Tim Formatur sudah selesai dengan mempresentasikan hasilnya. Aku pun menangis karena takut. Dua semester yang lalu aku sama sekali tak menyentuh ranah sebagai staff di Karisma. Ditambah aku pun tak berpengalaman berada di lingkaran pengurus inti seperti kadiv, katim, atau kadept. Namun saat itu, lusinan orang menyemangatiku, menasehatiku, atau lebih tetapnya memaksaku untuk tetap bertahan di sidang tersebut. Beberapa orang mengerumuniku saat pengumuman terberat itu disebutkan. Hingga akhirnya, aku menerima dengan hati yang sangat bercampuraduk, mata sembab, dan pikiran yang melayang. Dari kejadian tersebut, semua hal dalam hidupku berubah.

Awal Ramadhan sekitar 15 Mei 2018 hingga 20 Mei 2018, aku masih tinggal di asrama ITB Jatinangor. Hari pertama sebagai ketua umum ku habiskan dengan berdiam diri di kamar, dan membaca beberapa chat yang masuk. Cukup membaca. Aku belum berani membalasnya. Malamnya aku keluar membeli makan sendirian dan melakukan muhasabah yang cukup panjang. Di hari kedua sebagai ketua umum atau hari pertama bulan puasa, aku sudah mulai membaca chat lagi dan membalas beberapa chat. Itu pun memang orang orang tertentu saja. Aku berbuka seorang diri di sekretariat Tutor Asrama. Hari hari kulewati dengan mengurus penghuni yang ingin keluar asrama dan banyak mengobrol dengan tetua tetua karisma yang banyak memberikan wejangan. Bahkan kami sempat mengadakan sekolah LT yang mempertemukan LT sekarang dengan LT-LT terdahulu untuk berbagi cerita dan pengalamannya. Pada tanggal 20 Mei 2018, aku pulang Bersama Arief, ketua MIJ saat ini. Kami pulang menggunakan motor melewati Cimahi, Padalarang, Cianjur, Jonggol dan kemudian kami berpisah di daerah dekat Gunung Putri. Ia ke arah Jakarta, aku ke arah Bojonggede.
Kami sebagai pengurus MIJ memiliki terget amalan yaumi di bulan Ramadhan. Tilawah, tahajud, rawatib, dhuha, dan sedekah. Saat ini aku sangat tertarik untuk menyelesaikan bacaan Quran ku. Targetnya 3 kali khatam. Dengan kata lain perlu menyelesaikan 3 Juz dalam satu hari. Setiap hari, aku terus berusaha meskipun pada akhirnya selalu tidak mencapai target. Terkadang 1 Juz, kadang 2 juz, terkadang hanya 6 lembar. Di rumah ku, yang kulakukan lebih banyak membahas karisma dan menyelesaikan tilawah. Sesekali aku bermain PES bersama Shandy dan membuka Instagram.

Sampai tanggal 28 Mei 2018 aku kembali ke Bandung hingga 6 Juni. Tau apa yang aku lakukan? Yap, aku mengunjungi beberapa ‘komunitas’ bukber yang terdapat di Karisma, beberapa menjadi momen bagiku untuk berkenalan dengan Pembina pembina Karisma. Maklum kondisinya kau sudah 2 semester tak berada di Karisma. Mulai dari Bukber GF Fath, GF Faris, GF Mufiid, Tim Kreatif, dan sampai Bukber se-Karisma-eun. Siangnya atau malamnya aku sering menghabiskan waktu di sekre Karisma atau mengobrol dengan orang orang yang ingin kutanyain perihal Karisma. Setiap subuh aku sering mendengarkan kajian subuh di Masjid Salman. Malamnya aku tarawih di Masjid PDAM. Sejujurnya, di bulan puasa tahun ini, aku belum pernah solat tarawih berjamaah di Masjid Salman. Di tangal 5 Juni aku bermain ke rumah baru Paman ku yang berada di daerah Cililin. Cukup jauh dari Bandung. Sampai tanggal 6 Juni akhirnya aku pulang lagi ke Bojonggede dengan menggunakan bis.  

Dari tanggal 6 Juni sampai hari terakhir bulan Ramadhan, aku menghabiskan banyak waktu ku untuk mengejar target Tilawah. Aku juga mencoba melakukan tahajud dan dhuha di setiap harinya. Banyak juga istikharah yang kulakukan karena saat itu aku dan beberapa orang lainnya sedang mencari pengurus inti Karisma. Karena sulit sekali bagiku untuk menentukan seseorang yang tidak kukenali. Aku harus meminta banyak masukan dan saran dari banyak orang. Alhamdulilah, semua berjalan cukup lancar, kami telah membuat struktur dan mencari orang-orang yang tepat untuk menempati posisi tersebut. Namun sedikit masalah mulai terlihat ketika terdapat orang yang merasa ada ketidakadilan dalam mencari penguin, karena ada orang yang diminta langsung oleh ku dan ada yang diminta oleh Tumers. Akhirnya beberapa hari terakhir aku menghentikan proyek pencarian penguin ini dan mulai kembali meminta masukan dari orang-orang. Dan yang lebih menarik, ternyata kondisi SDM atau orang yang berpotensi dapat memengaruhi bentuk struktur organisasi yang dibuat. Sampai saat ini, 19 Juni 2018, struktur masih perlu dibahas dan orang-orangnya masih dipertimbangkan.

Di bulan Ramadhan, aku memutuskan untuk meningkatkan intensitas tilawah ku, dan mencapai target yang telah ditetapkan. Biasanya aku hanya membaca satu Juz, jadi untuk dapat menyelesaikan 3 kali khatam, satu harinya target tilawahku menjadi meningkat. Nah, sayangnya untuk mengaplikasinya perlu ada effort lebih. Pada hari ke 18 Ramadhan, aku baru saja mengkhatamkan Quran. Kemudian akhirnya aku melanjukan lagi tilawahnya. Awalnya aku berfikir, sepertiya hanya 1 kali khatam saja, kalopun mau tiga kali, ku harus melakukan hal gila yang berbeda dari biasanya. Nah, sampai akhirnya aku mencoba bersikeras membaca Quran dengan sebaik-baiknya dan sebanyak banyaknya. Di hari ke 28 Ramadhan, aku berada di juz 24, dan besok paginya aku membaca 6 Juz! Bagiku, ini ada capaian terbaik dalam hidup. Karena biasanya aku selalu wacana, bahkan aku pernah berfikir utuk tilawah 10 Juz dalam sehari tapi realitanya hanya 1-3 juz saja. Alhamdulillah, di detik-detik terakhir bulan Ramadhan, aku mampu menyelesaikan Al-Quran sebanyak 2 kali. Saat itu pula, aku membaca doa, meminta ampun dan keberkahan atas hidup yang akan kujalani Bersama keluarga, teman dan saudara yang lain.  Lalu, matahari terbenam. Itu pertanda, Ramadhan berakhir. Huft. Senang rasanya. Aku sadar, aku belum mengeluarkan seluruh potensi diri, karena memang tubuh ini perlu istirahat dan sedikit hiburan. Tapi, aku telah berhasil mengalahkan diriku sendiri. Melakukan sesuatu yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Memaksimalkan dan mengintegrasikan potensi setiap amal ibadah disetiap hari dibulan suci nan indah. Sore itu, yang bisa kulakukan hanya pasrah dan tawakal. Berharap bahwa setiap hal yang dilakukan, benar benar ikhlas dan bernilai pahala di sisiNya. Aamiiin.