1-2 Februari 2017
Masih ingat, dulu di semester 2 tahun lalu. Kala itu mentari bersinar cerah, dipadu dengan semeliwir angin yang sejuk, duduklah seorang mahasiswa bersama mahasiswa-mahasiswa lainnya dari berbagai universitas di Taman Ganesha, ada yang berasal dari ITB, UIN, POLBAN, UTAMA, UNPAD, POLTEKKES, UNISBA, NURTANIO, UNJANI, UPI, TELKOM, UNIKOM, UNPAR dan UNPAS.
Tamannya luas, ada bagian taman yang bentuknya seperti tangga melingkar, mereka menyebutnya "amphi". Tiap tingkat tangga, di isi oleh mereka. Di satu sisi diisi oleh laki-laki dan sisi satunya oleh kaum perempuan. Lalu di tengah mereka ada sesosok manusia bersahaja bernama Nurzaman. Mereka memanggilnya "Kang Iwe".
Ketika suasananya masih hangat kuku. Mereka berkumpul disana. Kang Iwe menyambut mereka dengan penuh sukacita, membukanya dengan doa dan melanjutkannya dengan bahasan ringan. Lalu Ia mengenalkan sesuatu kepada mereka. Apa itu?
Ya, itu Karisma.
"KARISMA, Keluarga Remaja Islam Salman" begitu katanya.
Setiap minggunya mereka tak hanya bertemu Kang Iwe, mereka juga bertemu teman temannya Kang Iwe, mereka mentoring. Mereka juga bertemu ustadz yang sering memberi tausiyah kepada mereka di tengah tengah amphi. Diakhir acara, biasanya Kang Iwe memberi mereka hadiah. Hadiahnya berupa tugas yang rasanya sangat berat untuk dilaksanakan, seperti membuat buku angkatan dan mengumpulkan biodata-biodata mahasiswa lain. *Huft..
Kegiatannya terus berlanjut seperti itu. Tak ada yang berbeda. Hanya mungkin kontennya yang berbeda. Sisanya hampir sama. Namun yang masih teringat sampai sekarang adalah materi tentang tauhid ketika pertemuan pertama. Sangat fundamental, sangat mengena
Singkat cerita, mereka telah di penghujung acara. Kang Iwe memberi mereka hadiah besar. Ya! sebut saja TUBES (tugas besar). TUBES ini merupakan rangkaian penutupan acara kaderisasi ini. Mereka pun berpikir matang matang dan merencanakan kegiatan yang cocok untuk mereka. Akhirnya mereka menemukan idenya. Di hari Ahad, di Car Free Day Dago, mereka membuat pos pos sebagai wahana adik-adik yang tertarik dengan berbagai permainan dan makanan ringan. Bahkan, persiapannya saja dilakukan H-1 pelaksanaan sehingga cukup banyak juga yang menginap di masjid Salman.
Di hari H TUBES mereka mempersiapkan semua peralatan dari bada subuh. Ul Haq yang menjadi ketuplaknya terlihat sangat bersemangat. Semua bergerak sesuai arahan tadi malam. Ada yang membawa bangku, pernak pernik, snack, dan kamera. Disana ada 3 pos, yang masing masing berada tepat dipinggir jalan dengan jarak sekitar 15 meter tiap posnya. Setiap pos di tempati oleh sekitar 6-10 mahasiswa. Ketika matahari mulai naik, perlahan orang orang semakin banyak. Jalan jalan semakin dipenuhi oleh orang orang yang sedang berjogging. Akhirnya mulai ada beberapa anak yang penasaran dengan pos pos mereka.
"Dek, ayo sini main sama kakak!" ajak seorang mahasiswi, sambil merangkul si adik.
"Dek, mau snack ga dek? gratis loh"ajak seorang mahasiswa.
"Pak, boleh pak diajak anaknya, kita dari Salman kok pak, hehe" tambah dia kepada seorang bapak yang bersama anaknya
Semakin lama pengunjungnya semakin banyak. Permainan di setiap posnya jadi semakin seru. Ada yang bersama temannya, ada juga yang bersama orang tuanya. Tidak sedikit juga yang ketika di ajak dia malah kabur. Entah karena ada yang menyeramkan atau mungkin karena ada yang belum mandi. Entahlah...
Sekitar pukul 10 akhirnya mereka menyelesaikannya. Lalu mereka beres-beres dan berjalan ke suatu sudut di masjid Salman. Lalu Kang Iwe datang dan berdiri di hadapan mereka. Seperti biasa dia akan membukanya dengan pertanyaan "Apa kabar sahabat sahabat?". Maka mereka menjawab dengan penuh semangat "Alhamdulillah Luar Biasa Allahuakbar!". Lalu beliau pun bertanya tentang hikmah dan pelajaran yang bisa diambil. Banyak dari kami termasuk ketuplak yang merasakan adanya kebahagiaan tersendiri ketika bertemu dengan anak anak ataupun remaja disana. Mungkin seperti ada harapan baru ketika bermain bersamanya. Mungkin karena ingin punya anak. Mungkin. Nah akhinya, pertemuan itu ditutup dengan doa dan foto bersama.
MasyaAllah. Begitulah kisah mereka. Dari sana ikatan mereka semakin kuat. Mereka jadi semakin mengenal satu sama lainnya. Bukan tidak mungkin satu atau dua pasang diantara mereka akan menjadi sahabat. Perlahan tapi pasti mereka mulai memahami bahwa Karisma adalah tempat berbagi, tempat belajar, dan tempat beramal. Tapi satu hal yang mereka harus ketahui, dan satu hal yang perlu mereka sadari bahwa Karisma, tidaklah seenak yang dibayangkan.
Bersambung....